Change in font'

Jumat, 11 Februari 2011

Valentine dalam Pandangan ISLAM

 " Misi utama kita bukanlah menjadikan kaum Muslimin beralih menjadi Kristen atau Yahudi, tetapi cukuplah menjauhkan mereka dari Islam dan tidak berpikir mempertahankan agamanya.Kita jadikan mereka sebagai generasi muda Islam yang malas bekerja keras, suka berfoya-foya, senang dengan segala bentuk kemaksiatan, memburu kenikmatan hidup, sehingga lupa kewajiban utamanya sebagai seorang Muslim dan orientasi hidupnya semata-mata hanya untuk memuaskan hawa nafsunya ".
(Pidato Samuel Zwemmer, tokoh Yahudi dalam Konferensi Missionaris di Quds Yerusalem 1935).


Sejak ribuan tahun silam, baik sistem penanggalan Gregorian maupun sistem penanggalan Julian yang sama-sama mempergunakan tahun Masehi di buat, bulan Februari oleh bangsa Romawi telah di tetapkan sebagai bulan cinta dan kesuburan.Cinta di sini bukanlah cinta dalam artian kasih sayang melainkan lebih ke pemahaman hubungan seks.
Dalam kosa kata barat, istilah "Love" lebih menunjukkan seks dari pada kasih sayang.Istilah "Making love" berarti Hubungan kelamin, bukan Kasih sayang yang memiliki istilah sendiri dalam kamus barat yakni "Affection".Oleh karena itu, sejak dahulu di setiap bulan Februari merupakan bulan yang selalu di tunggu-tunggu orang-orang Romawi Pagan (penyembah berhala) untuk mencari pasangan baru, walaupun tiap hari mereka juga sudah terbiasa bergonta-ganti pasangan.
Perayaan seks di luar nikah di bulan Februari ini mencapai puncaknya pada pertengahan bulan dalam sebuah upacara yang di sebut "Lupercallian Festival", dimana para perempuan muda memasrahkan tubuhnya untuk para pemuda yang memilihnya dan harus melayani syahwat mereka tanpa syarat selama setahun penuh sampai datangnya bulan Februari di tahun depan.

Lupercallian Festival merupakan sebuah perayaan yang berlangsung pada tanggal 13 hingga 18 Februari, dimana pada 15 Februari mencapai puncaknya.Dua hari pertama (13-14 Feb) di persembahkan untuk dewi Cinta (Queen of Feverish Love) bernama "Juno Februata".Pada tanggal 13 di pagi hari, Pendeta tertinggi Pagan Roma menghimpun para pemuda dan pemudi untuk mendatangi kuil pemujaan.Mereka di pisah dalam dua barisan dan bersama-sama menghadap altar pemujaan utama.Semua nama perempuan muda di tulis dalam lembaran-lembaran kecil, dan kemudian di masukkan kedalam wadah mirip kendi besar.
Setelah semua ritual penyembahan kepada Dewa-dewi Pagan selesai, Pendeta yang memimpin upacara mempersilahkan para pemuda maju satu-persatu untuk mengambil satu nama gadis yang telah berada di dalam wadah secara acak sampai habis.Setiap nama gadis yang terambil oleh seorang pemuda harus menjadi kekasih pemuda tersebut, dan si gadis wajib melayani segala yang di inginkan pasangannya selama setahun hingga datangnya perayaan Lupercallian di tahun depan.
Tanpa ikatan perkawinan, mereka bebas berbuat apa saja.Dan malam pertama di hari itu, malam menjelang 14 Februari sampai malam menjelang 15 Februari, di seluruh penjuru kota para "pasangan baru" itu merayakan apa yang kini terlanjur di sebut sebagai "Hari Kasih Sayang".
Suatu istilah yang benar-benar salah kaprah dan sangat menyesatkan, sebab lebih tepat bila hari itu di sebut "Hari Kemaksiatan".

Berabad kemudian Gereja yang ingin menancapkan pengaruhnya di istana Roma pagan, banyak mengadopsi simbol-simbol dan ajaran Paganisme Romawi ke dalam ajaran Gereja.Mitos Santo Valentinus pun di buat untuk meyakinkan semua kalangan bahwa hari di pertengahan bulan Februari itu merupakan suatu hari yang sungguh-sungguh harus di peringati dan di rayakan.Gereja mengganti istilah Lupercallian Festival dengan istilah baru yakni "The Valentines Day".
Tradisi perayaan ini tentunya bermuara pada kebebasan seks dan pendewaan terhadap syahwat, tidaklah menghilang pada saat Roma di jadikan pusat Gereja barat oleh Kaisar Konstantin.Gereja malah melanggengkan ritual pesta mengumbar syahwat ini dengan memberinya "bungkus kekristenan", dan mengganti nama-nama para pemuda dan para gadis dengan nama-nama Paus atau orang-orang suci seperti Santo/Saint (laki-laki) dan Santa (perempuan).Mereka yang melakukan ini adalah Kaisar Konstantin sebagai Paus pertama dan Paus Gregory I.Bahkan pada tahun 496 M, Paus Gregory I menjadikan Lupercallian Festival ini menjadi perayaan Gereja dengan memunculkan mitos tentang Santo Valentinus (Saint Valentine) yang dikatakan meninggal pada 14 Februari.

Saat ini ada banyak cerita tentang Santo Valentinus, setidaknya ada tiga nama Valentine yang di yakini meninggal pada pada 14 Februari (The Catholic Encyclopedia, Vol XI).
Tiga nama Santo yang menjadi martir tersebut yakni seorang Pastur di Roma, seorang Uskup Interamna (modern Terni) dan seorang martir di provinsi Romawi di Afrika.Namun dari kisah mereka semua tidak pernah ada penjelasan yang detail tentang siapa sesungguhnya tokoh "St Valentine" yang di maksud, dan juga dengan kisah yang tidak di ketahui ujung-pangkalnya, karena setiap sumber mengisahkan cerita yang berbeda.
Versi Pertama :
Menceritakan bahwa Santo Valentinus merupakan seorang Katolik yang dengan berani mengatakan di hadapan Kaisar Cladius II yang berkuasa di Roma bahwa Yesus adalah satu-satunya "tuhan" dan menolak menyembah para dewa dan dewi orang Romawi.Kaisar Cladius II sangat marah dan memerintahkan agar Valentinus di masukkan ke dalam penjara.Orang-orang yang bersimpati pada Santo Valentinus diam-diam menulis surat dukungan dan meletakkannya di depan jeruji penjara.(Tidak ada kisah cinta di versi pertama)
Versi Kedua :
Kisah kedua juga masih menceritakan tentang Kaisar Cladius II (nama aslinya adalah Markus Aurelius Cladius Augustus Gothicus, dia memerintah Roma tahun 268-270 M), hanya saja kali ini soal ambisi dan keyakinan sang Kaisar bahwa kerajaan Romawi harus tetap jaya dan sebab itu membutuhkan tentara yang kuat, terampil dan kokoh tak terkalahkan (pengalaman ketika Imperium Romawi dalam pertempuran Battle of Naissus selalu mendapat perlawanan sengit dari kaum barbarian).
Super tentara ini menurut Kaisar Cladius II hanya bisa di penuhi oleh para pemuda yang masih suci, yang belum pernah menyentuh wanita.Maka Kaisar mengeluarkan larangan kepada semua pemuda di Roma untuk tidak menjalin hubungan dengan wanita.Keputusan Kaisar dimana setiap titahnya adalah hukum yang tidak bisa di tawar-tawar, tentunya sangat mengejutkan rakyatnya, tapi mereka tidak berani menentang apalagi melanggarnya karena mereka tahu, nyawa adalah taruhannya.
Namun ada dua tokoh Gereja yang diam-diam menentang keputusan Kaisar ini, mereka adalah Santo Valentinus dan Santo Marius.Secara diam-diam kedua tokoh Gereja ini tetap menikahkan pasangan muda yang ingin menikah dan menjadi konselor atau penasihat bagi kaum muda yang mengalami kendala dalam hubungan dengan pasangannya.Suatu waktu Kaisar mendengar berita tersebut dan langsung memerintahkan penangkapan atas keduanya.Santo Valentinus dan Santo Marius pun segera di jebloskan ke dalam penjara dan vonis mati dengan cepat di jatuhkan.
Singkat cerita di dalam penjara, Santo Valentinus jatuh hati pada seorang gadis anak dari sipir penjara, dan sang gadis ini pun jatuh cinta padanya.Kisah cinta mereka akhirnya berakhir dengan hukuman mati yang harus di jalani oleh Santo Valentinus, namun sebelum eksekusi di lakukan Santo Valentinus dari Termi ini sempat menulis sepucuk surat dan di serahkan kepada kekasihnya untuk di sebarkan kepada sejumlah pasangan muda yang menjalin hubungan secara diam-diam karena dilarang Kaisar.Surat itu tertanggal 14 Februari 270 M dan di akhiri dengan kalimat "From your Valentine...." (dari Valentine mu).
Cerita ini menjadi salah satu mitos yang paling populer pada tahun 496 M, dan Paus Gelasius II meresmikan hari itu (14 Feb) sebagai hari untuk memperingati Santo Valentinus (The World Book Encyclopedia 1988).

Dari sekelumit penjelasan di atas, maka sungguh tepat apa yang telah di fatwakan oleh para Ulama di seluruh dunia bahwa HARAM hukumnya bagi umat Islam untuk ikut-ikutan merayakan hari Valentine dengan tingkat partisipasi sekecil apapun, bahkan untuk sekedar mengucapkan "selamat hari Valentine".

Berikut adalah dasar / dalil dari fatwa Haram tersebut :

" Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain.Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka.Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim ".
(Qs al Maidah 5:51)

" Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui tentangnya.Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan di mintai pertanggung-jawaban ".
(Qs al Isra' 17:36)

" Orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka.Katakanlah, "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)".Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah datang pengetahuan kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu ".
(Qs al Baqarah 2:120)

Rasulullah saw dalam suatu Haditsnya dari Ibnu Umar menyatakan :
" Barangsiapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut ".
(HR.Abu Dawud dan Ahmad)

" Rasulullah bersabda, "Barangsiapa melakukan amal yang tiada di dasari perintahku (Qur'an dan Sunnah), maka amal perbuatannya tertolak".
(HR.Ahmad)

" Rasulullah bersabda,"Sungguh kalian akan mengikuti cara-cara hidup umat sebelum kalian, sedepa demi sedepa, sehasta demi sehasta, sejengkal demi sejengkal, sampai mereka masuk lubang biawak-pun, niscaya kalian akan memasukinya bersama mereka".Para sahabat bertanya,"Apakah mereka itu Yahudi dan Nasrani, wahai Rasul".Beliau menjawab,"Siapa lagi ?!".
(HR.Ibnu Majah dan Bukhari)

" Memberi selamat atas acara ritual orang kafir yang khusus bagi mereka, telah di sepakati bahwa perbuatan tersebut HARAM.Semisal memberi selamat atas hari raya dan puasa mereka dengan mengucapkan, "Selamat hari raya" dan sejenisnya.Bagi yang mengucapkannya, kalau tidak sampai pada kekafiran, paling tidak itu merupakan perbuatan haram.Berarti ia telah memberi selamat atas perbuatan mereka yang menyekutukan Allah.Bahkan perbuatan tersebut lebih besar dosanya disisi Allah dan lebih di murkai dari pada memberi selamat atas perbuatan minum khamar atau membunuh.Banyak orang yang kurang mengerti agama terjerumus dalam suatu perbuatan tanpa menyadari buruknya perbuatan tersebut.Ia telah menyiapkan diri untuk mendapatkan kemarahan dan kemurkaan Allah ".
(Ibnu Qayyim al Jauziah Rahimahullah)

Salah satu moment yang digunakan oleh kaum Yahudi untuk menghancurkan akidah generasi muda Islam adalah budaya-budaya bid’ah yang dikemas menarik dan modern, sehingga selalu diperingati setiap tahun. Sebagai contoh adalah Valentine’s Day (VD) atau yang dikenal dengan Hari Kasih Sayang. Anehnya, semua orang di penjuru dunia ini sekan terbius dengan budaya tak berdasar itu. Mall, kafe, televisi, dan pusat-pusat keramaian di kota semarak memperingatinya dengan memajang properti atau gambar-gambar berbentuk hati, pita-pita dan aksesoris berwarna merah jambu, bunga mawar, dan cokelat yang merupakan barang khas VD. Selain itu ada satu maskot yang dikenal sebagai lambang VD yaitu seorang anak telanjang bersayap yang memegang panah, dikenal dengan nama Cupid, seperti tanmpak dalam gambar. Sebagian besar kaum muda Islam mungkin larut dalam ritual tahunan ini, padahal banyak fakta gelap di balik VD dan bahkan haram merayakanya.
1. VD adalah sebuah mitos yang tak berdasar
VD konon berasal dari kisah hidup seorang Santo (orang suci dalam Katolik) yang rela menyerahkan nyawanya demi cinta orang lain. Nama orang tersebut adaah Santo Valentinus. Namun sejarah gereja sendiri tidak menemukan siapa sesungguhnya sosok Santo Valentinus. Bahkan banyak yang mengakui bahwa kisah ini tidak berdasar dan diyakini hanya merupakan mitos atau dongeng belaka. Gereja sebenarnya telah mengeluarkan surat larangan bagi pengikutnya untuk ikut-ikutan merayakan ritual tak berdasar ini, walaupun dahulu ada beberapa pendeta yang malah melanggengkan ritual adopsi Lupercalian Festival ini dengan “bungkus kekristenan”, di antaranya adalah Kaisar Konstantin sebagai Paus Pertama dan Paus Gregory I. Bahkan Paus Gelasius I (496 M) menjadikan Lupercalian Festival sebagai perayaan gereja dengan memunculkan mitos Santo Valentinus yang meninggal pada tanggal 14 Februari.
Saat ini ada tiga versi tentang cerita orang yang dianggap bernama Valentine yang meninggal pada tanggal 14 Februari. Seorang diantaranya dilukiskan sebagai orang yang mati pada masa kekuasaan Kaisar Romawi, namun ini pun tidak pernah dijelaskan secara detail siapa sesungguhnya tokoh St. Valentine yang dimaksud. Juga dengan kisahnya yang tak pernah diketahui ujung pangkalnya karena tiap sumber mengisahkan cerita yang berbeda. Tiga nama Santo yang menjadi martir tersebut adalah seorang Pastur di Roma, seorang uskup Interamna (modern Terni), dan seorang martir di provinsi Romawi Afrika. Hubungan ketiganya dengan Hari Valentine juga tidak jelas.
2. VD telah diadopsi menjadi budaya gereja
Banyak yang percaya dan yakin bahwa Hari Valentine merupakan salah satu hari raya agama Kristen, bahkan mengagungkannya setelah natal. Namun ada beberapa yang menyatakan bahwa Hari Valentine sama sekali tidak ada dalam Injil, baik Injil Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Hari Valentine merupakan hasil adopsi Lupercalian Festival yang dilakukan oleh Paus Gelasius, yang sebenarnya telah dihapus oleh gereja pada tahun 1960-an. Pengapdosian tradisi dan kepercayaan Paganisme di Roma ini dilakukan oleh para penginjil agar masyarakat kota tersebut mau menerima kekristenan. Usaha ini tidak sia-sia, terbukti dengan diterimanya Kristen sebagai agama resmi Kekaisaran Romawi dalam masa Kekaisaran Konstantin.
3. Berasal dari ritual kaum Pagan Roma
Hari Valentine sesungguhnya telah diadopsi dari suatu ritual menjijikkan kamu Pagan di Roma, yang dinamakan Lupercalian Festival. Perayaan itu selalu berlagsung setiap tahun pada tanggal 13-18 Februari dan mencapai puncaknya tanggal 15 Februari. Dua hari pertama dipersembahkan untuk Dewi Cinta bernama Juno Februata. Pada tanggal 13 Februari pagi hari, pendeta tertinggi Pagan Roma mengumpulkan pemuda dan pemudi di kuil pemujaan. Mereka dipisah dalam dua barisan dan sama-sama menghadap altar utama. Semua nama perempuan muda ditulis dalam lembaran-lembaran kecil. Satu lembaran berisi satu nama. Lembaran-lembaran kecil tersebut kemudian dimasukkan dalam suatu wadah mirip kendi besar atau ada juga yang menyebutnya dimasukkan dalam wadah mirip botol besar.
Setelah itu sang pendeta yang memimpin upacara tersebut mempersilakan para pemuda maju satu per satu untuk mengambil satu nama gadis yang ada di dalam wadah secara acak, hingga wadah tersebut kosong. Setiap nama gadis yang terambil, maka gadis tersebut harus bersedia menjadi kekasih sang pemuda yang telah mengambilnya dan berkewajiban melayani segala yang diinginkan sang pemuda tersebut selama setahun hingga Lupercalian Festival tahun depan.
Malam tanggal 14 dan 15 mereka bebas berbuat apa saja, mengumbar syahwat tanpa ikatan pernikahan. Pada tangal 15 mereka kembali mendatangi kuil pemujaan untuk memanjatkan do’a kepada Dewa Lupercalia agar dilindungi dari gangguan serigala dan roh jahat. Dalam upacara ini, pendeta membawa dua ekor kambing dan seekor anjing yang kemudian disembelih di atas altar sebagai persembahan kepada Dewa Lupercalia atau Lupercus. Persembahan ini kemudian diikuti dengan ritual meminum anggur.
Setelah itu para pemuda mengambil satu lembar kulit kambing yang telah tersedia dan berlari di jalan-jalan kota sambil diikuti oleh para gadis. Para gadis berlomba-lomba mendapat sentuhan kulit kambing terbanyak dan para pemuda berlomba-lomba untuk dapat menyentuh gadis sebanyak-banyaknya. Para gadis percaya bahwa semakin banyak mereka tersentuh kulit kambing maka akan bertambah cantik dan subur.
5. Ada tangis di balik cokelat Valentine
Kisah ini diungkap oleh sebuah situs independen Amerika Serikat, Democrazy Now! Situs ini tepat pada tanggal 13 Februari 2004 memuat headline berjudul The Dark Side of Valentine’s Day-Ties Between the Chocolate Industry and Child Slavery (SIsi Gelap Antara Hari Valentine dengan Perbudakan Anak) yang merupakan sebuah artikel hasil wawancara antara jurnalis kawakan Amerika, Amy Goodman dengan Melissa Schweisguth, salah seorang koordinator Exchange Trade Fair.
Pada intinya bahwa 70% kokoa yang merupakan bahan dasar pembuatan makanan cokelat itu berasal dari Afrika Barat dengan 42%nya berasal dari daerah Pantai Gading. Afrika Barat merupakan penghasil kokoa terbesar dunia, terutama bagi produsen-produsen cokelat seperti M&M atau Mars. Faktanya, terdapat lebih dari 284.000 anak-anak kecil yang dipekerjakan di sana dengan kondisi dan upah yang jauh dari standar minimal. Awalnya temuan ini disangkal oleh industri di sana, namun karena berbagai tekanan yang ada dari lembaga pemantau keselamatan anak dan juga dari berbagai LSM dunia, maka mereka akhirnya menerima adanya permasalahan itu dan berjanji akan melakukan “rencana perbaikan”, namun yang disebut sebagai “rencana perbaikan” itu ternyata tidak melingkupi standar gaji dan standar hidup yang layak bagi anak-anak pekerja tersebut.
6. VD adalah sebuah tradisi jahiliyyah modern
Jahl, menurut Ibnu Taimiyyah berarti “yang tidak memiliki atau tidak mengikuti ilmu.” Selanjutnya, “Orang yang tidak tahu haq (kebenaran) adalah jahil ringan. Dan jika ia meyakini sesuatu sesuatu yang bertentangan dengan haq sebagai suatu kebenaran, maka ia disebut jahil murakkab (tolol kuadrat). Sama halnya, orang yang mengamalkan sesuatu yang bertentangan dengan haq, ia disebut jahil sekalipun orang tersebut tahu bahwa yang diamalkannya itu bertentangan dengan haq.
Al-Qur’an tidak mendefinisikan istilah jahiliyyah dalam pemaknaan ruang dan waktu, tetapi lebih kepada pemaknaan akidah dan sikap hidup umat-Nya. Muhammad Quthb dalam kitab Ru’yah Islamiyah liahwalil ‘Alamil Mu’ashir (Darul Wathon li an-nasyari, 14411 H/1991 M) yang diterbitkan oleh edisi Indonesianya oleh Yayasan SIDIK pada April 1996 menegaskan: “Jahiliyyah tidak terbatas pada zaman dan tempat serta komunitas atau bangsa tertentu. Ia menyangkut tashawwur tertentu dan suluk tertentu. Ia merupakan persepsi dan pola sikap. Kapan dan di mana saja terdapat tashawwur dan suluk jahiliyyah, maka dia adalah jahiliyyah, tidak peduli pada zaman, tempat, dan bangsa apa saja.
Hari Valentine meski dibungkus dengan cokelat, bunga, dan hiasan-hiasan yang menarik hati, sesungguhnya ia adalah adopsi dari budaya mengumbar syahwat milik kaum Pagan Roma, Lupercalian Festival, yang tidak ada dasarnya sama sekali. Inilah salah satu bentuk kejahiliyyahan modern. Siapa pun yang merayakannya dengan dalih apa pun, maka ia telah melakukan suatu bentuk kebodohan (al-jahl) dan pantas diberi gelar sebagai kaum jahiliyyah.
7. VD haram hukumnya
Berpartisipasi sekecil apa pun dalam perayaan Valentine, bahkan sekedar mengucapkannya, adalah haram hukumnya. Inilah dalil-dalil yang secara jelas mengharamkan Valentine.
Allah berfirman dalam QS. Al Maaidah ayat 51 yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesnungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang dzalim.“
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan diminta pertanggungjawaban.” (QS. Al Isra’ : 36)
Rasulullah SAW dalam suatu haditsnya yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan Imam Ahmad dari Ibnu Umar menyatakan, “Barangsiapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut.”
“Barangsiapa melakukan amal yang tiada didasari perintahku (Qur’an dan Sunnah), maka amal perbuatannya tertolak.” (HR. Ahmad)

Semoga Bermanfaat

Baca Selengkapnya...

IP Blog' ^^

IP

Pengikut

 
offsetWidth); }